Rabu, 12 September 2012

PARAGRAF PRIOK by Sartono Waseso on Thursday, April 15, 2010 at 9:44pm

pada hari kamis 15 april 2010 sekitar jam 21.44 teman sahabat dan musuhku menuliskan sebuah kekcewaan ato entahlah….tentang PARAGRAF PRIOK…
” Aku menulis ini BUKAN untuk memperkeruh keadaan, aku tidak memprovokasi salah satu pihak. Sebagai manusia biasa yang ingin menjdi Rockstar, aku hanya merasa tidak nyaman melihat kenyataan ini. Tidak menjadi soal aku dianggap sok-sokan, tapi sebagai orang yang benar-benar Indonesia, maka seharusnya kemudian menjadi peka…” salah satu ungkapan Sartono Waseso karena dia muak dengan keadaan yag ada.

Gambar
Kenapa massa itu menjadi beringas, ganas dan brutal? Karena mereka sudah MUAK!!! Mereka muak terus dijejali kenyataan kasus-kasus korupsi, Century sampai Pajak. Mereka bosan dengan tingkah laku para pemegang kebijakan/petingi-petinggi cap gadul yang bekerja semaunya, tidak becus, konspirasi dan bersekongkol. Rakyat merasa sudah terlalu sering telah ditipu dan dirugikan, inilah saatnya melampiaskan amarah…
Kasus Priok didasari sengketa tanah, antara ahli waris mbah Priok dengan suatu PT, bahwasanya disitu ada makam yang sudah ada sejak abad 17, dan telah menjadi tempat ziarah bagi khalayak umum.
Menilik dari kasus tersebut:
- Memang benar itu hanya sebuah makam. Bagi sebagian orang, ada yang beranggapan: Makam ya hanya sebuah makam, sekedar tanah, yang mati ya biar mati, kenapa sih sampai terjadi keributan? Kurang kerjaan aja… Tapi tunggu dulu, sebuah cincin plastik pun bisa memiliki nilai sentimentil yang sangat tinggi, tidak bisa dihargai dengan uang.
- Apalagi bila itu sebuah makam seorang Habib, tokoh besar penyiar agama, nilai sentimentil makam tersebut bisa menjadi sangat luar biasa, dan bisa membuat seseorang rela membela dan mau mengorbankan nyawanya!
- Terkait dengan keputusan pengadilan, memutuskan bahwa PT.XXX memenangkan hak milik tanah tersebut. Nah, terlepas itu benar atau tidak, entah didalamnya telah terjadi suap-menyuap dan mafia peradilan, ya siapa yang tahu?…
- Terlepas bahwa sebenarnya: hanya bangunan liar yang akan digusur, kemudian para pemilik bangunan liar tidak terima kemudian menggunakan makam sebagai tameng/alasan untuk membela diri, ya siapa yang tahu kebenaran sejatinya?…
Siapapun yang melihat tragedy tersebut pantas merasa miris, prihatin, marah, atau simpati. Bentrok Satpol PP dan warga, kedua belah pihak jatuh korban semata-mata karena membela apa yang menjadi urusannya, menjalankan tugasnya, atau mempertahankan apa yang diyakininya. Polisi/Satpol PP seperti sebuah robot, mereka bertindak atas perintah, menjalankan keputusan dari sebuah sistem. Sementara warga membela haknya yang merasa telah dicurangi.
Karena kita hidup dinegara hukum, hukum adalah hal yang paling dijujung tinggi, dan keputusan pengadilan juga memiliki nilai hukum dan SAH! (meski kadang cacat hukum karena suap-menyuap). Tapi ketahuilah, antara Satpoll PP dan waraga, mereka semua hanya sebagai TUMBAL! Satu persatu dari mereka sebenarnya adalah “The wrong man in the wrong place and wrong time”. Mereka bertikai, dengan beringas, pemandangan bak kumpulan srigala sedang menyerang mangsanya. Mereka dapat apa? NOTHING but PAIN ! Sementara orang-orang brengsek pemegang kebijakan masih duduk dibalik meja, fuck them, kill them, batinnya…
Ada yang tewas, padahal sebentar lagi dia akan menikah, hmmm, sungguh getir dan memilukan, apa Anda sanggup menerimanya?… Berikutnya ada yg tewas meninggalkan istri dan kedua anaknya, bagaimana nasib mereka nanti, apa Anda mau menanggungnya?…
Merasa gelisah, marah, muak melihat kondisi negeri ini, adalah sikap yang wajar. Karena sudah terlalu banyak peristiwa menyedihkan dan lagi-lagi korbannya adalah rakyat kecil atau kroco-kroco krendes. Bentrok antara Satpoll PP vs Warga sudah sangat sering terjadi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, ujung-ujungnya paling banyak ya bentrok, mungkin kasus Priok adalah puncaknya…
Aku menulis ini BUKAN untuk memperkeruh keadaan, aku tidak memprovokasi salah satu pihak. Sebagai manusia biasa yang ingin menjdi Rockstar, aku hanya merasa tidak nyaman melihat kenyataan ini. Tidak menjadi soal aku dianggap sok-sokan, tapi sebagai orang yang benar-benar Indonesia, maka seharusnya kemudian menjadi peka…
Ada yang bilang tragedy Priok hanyalah sebagai pengalih perhatian/fokus masyarakat terhadap kasus Century dan Skandal Pajak, ini hanyalah akal-akalan konspirasi media saja yang memblow-up… Tapi hey, apapun itu, tragedy itu sudah terjadi dan telah memakan korban.
Bagaimana dengan aku? Aku hanya bisa menulis catatan ini sambil mendengarkan lagu Rage Against The Machine, diselingi Slank (hey bung, anarki di R.I, & prakiraan cuaca…)
Lalu bagaiman dengan Anda, apa yang akan Anda lakukan?… btw, good luck !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar